@kholidfu

Gimana? Masih betah di rumah? WFH Work From Home? SFH (School From Home)? atau GFH (Game From Home)? Kalau saya sendiri sih udah bosan banget, apalagi kemarin menjelang akhir-akhir bulan puasa, rasanya udah pengen lebaran aja... Salah satu dari sekian banyak solusi mengatasi kebosanan di rumah adalah dengan nge-game. Bisa di smartphone, PC atau bahkan console. Nah, beberapa hari yang lalu, Minecraft (udah pernah denger kan?) merilis salah satu varian dari Minecraft, yakni Minecraft Dungeons. Game ini bisa dibeli di Microsoft Store atau beli langsung dari Mojang official site. Harganya $30 untuk Hero Edition dan $20 untuk yang reguler. Bagaimana reviewnya? Ini game termasuk ke dalam genre adventure, jadi lebih mengandalkan pada kelincahan jari-jemari dalam memainkan controller atau keyboard. Untuk itu, saya rekomendasikan pake controller (stick) sih, biar lebih nyaman dan natural mainnya. Kalau dari sisi tantangan lumayan menantang, namun ya seperti game adventure lain, cepat bos...

By default, menggunakan keyboard bisa-bisa aja sih dan cukup nyaman juga... tapi itu untuk game Minecraft... beda cerita dengan Minecraft Dungeon yang baru dirilis May 2020 lalu... Game ini genre-nya adventure, di mana sang tokoh utama seringkali dikepung dengan banyak mob (monster) yang harus diberantas sekaligus. Tentu game seperti ini sangat pencet-intensive (alias butuh banyak mencet), yang mana kalau di keyboard terasa kurang nyaman dan kurang natural. Singkat cerita, belilah itu controller (yang generic, murah meriah)... namun ternyata begitu dicoba... jreng-jreeng... ndak bisa dipakai... bukan masalah driver, tapi masalah kompatibilitas game-nya sepertinya... Nah, akhirnya nyari-nyari tutorial gimana caranya supaya bisa memainkan game ini menggunakan controller. Solusinya adalah dengan meng-install steam kemudian tambahkan game Minecraft Dungeon sebagai non-steam game, kemudian setting controller di menu konfigurasi steam. Selanjutnya, jalankan Minecraft Dungeon via Steam....

Sekian lama berkutat dengan web server administration, salah satu hal yang jarang saya lakukan adalah membuat DNS server sendiri. Selama ini lebih sering menggantungkan ke layanan DNS server gratis yang biasanya diberikan oleh pihak hosting atau menggunakan pihak ketiga semisal cloudfl*** dan semacamnya. Namun, beberapa saat lalu ada salah satu teman yang cerita kalau layanan dari pihak ketiga tidak optimal, sehingga menghambat search engine crawler merambah isi situs kita. Berangkat dari itu, akhirnya belajar untuk setup DNS server sendiri. Oke, mari kita mulai, yang pertama harus tersedia tentu server ya... di sini saya menggunakan server Ubuntu 16.04. Kita install dulu paket yang bernama bind9: apt install bind9 Selanjutnya, kita sunting berkas /etc/bind/named.conf.local dan tambahkan baris berikut: zone "domain.com" { type master; file "/etc/bind/zones/domain.com.db"; }; zone "3.2.1.in-addr.arpa" { type master; file "/etc/bind/zones/r...