Data PPDB Sleman 2019 - NEM Tertinggi Terendah dan Kuota Sekolah
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHcRnsPw3b5N_tTP5_o6YoMbkh7tCWXq6IZBoEODz5B1B7wInGHjuj_PDpoAN8nqS1WARILhAB4P4RDrQQrJajys-VtfrlAQyIO6unrewc5wpBnOky8Ht5WBu5iSEiTpSCRW4NZEG8i289/s1600/ppdb-2019.jpeg)
Ceritanya tahun ini (2019), anak lanang ikut PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) SMP, dan sebagai orang tua, wajar donk kalo kita berusaha nyari tau, info apa aja terkait dengan PPDB ini. Sayangnya, info terkait dengan itu (utamanya data historis NEM tertinggi terendah) minim sekali, yang sampai ke telinga kami hanya katanya sekolah ini begini, sekolah itu begitu. Cukup bisa dimaklumi, karena memang sistem online ini masih tergolong baru, sehingga tidak semua orang punya data hasil seleksi PPDB tahun-tahun sebelumnya.
Dengan diterapkannya sistem online, tentu membawa konsekuensi bagi orangtua, pertama, kemampuan orangtua terhadap penguasaan teknologi informasi, kedua terkait dengan ketersediaan data historis, dan ketiga kemampuan analisis terhadap data. Tidak sedikit orangtua yang masih bingung cara login ke sistem, menu apa yang harus di-klik, bagaimana cara melakukan pendaftaran sekolah, dan berbagai persoalan teknis lainnya yang seharusnya dapat diminimalkan ketika sosialisasi dari diknas dilaksanakan secara lebih matang dan waktu yang cukup.
Dan berikut ini data hasil seleksi PPDB SMP Sleman 2019 yang berhasil saya himpun dari situs resmi PPDB Diknas Sleman.
Zonasi
Bagaimana dengan sistem zonasi? Sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan, justru dengan sistem zonasi ini, orangtua tidak perlu kuatir dengan dikotomi antara sekolah favorit dan kurang favorit, karena terbukti, dari data yang muncul, label sekolah favorit saat ini bisa dikatakan luntur seketika.Ambil contoh, untuk kasus Jogja, utamanya "persaingan" antara Sleman dan Kodya, kualitas sekolah dapat dikatakan berimbang (data NEM terendah siswa yang diterima), bahkan beberapa SMP Sleman berhasil "mengungguli" SMP Kodya yang dulu kondang favorit, seperti SMP 8 dan SMP 5 (dilihat dari NEM terendah siswa yang diterima). Di Sleman pun begitu, sebelum penerapan sistem zonasi 2019, SMP 4 Pakem sudah terkenal dengan sekolah favorit, namun saat ini NEM terendah 4 Pakem masih "kalah" jika dibanding dengan SMP 4 Depok.
Jika ada yang kecewa dengan sistem zonasi terkait dengan penyelenggaraan dan sosialisasi yang kurang matang, saya masih bisa memahami, namun di lain pihak, kita harus apresiasi langkah berani ini, karena label "sekolah favorit" ini cepat atau lambat memang harus dihilangkan, mau diterima di sekolah manapun, siswa berhak menerima fasilitas pendidikan yang sama dengan sekolah lain.
Langkah selanjutnya, diharapkan pemerintah bisa segera melakukan pemerataan kualitas pendidikan di negara ini, dan yang lebih penting lagi, orangtua juga harus menyadari & memahami bahwa di atas itu semua, mari kita doakan agar anak kita dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat baik bagi dirinya sendiri, keluarga, agama, dan bangsa pada umumnya, itu yang kita cari, ilmu yang bermanfaat.
Tips buat Orangtua Siswa
Berhubung data dipublikasikan secara terbuka semenjak hari pertama pendaftaran, sebaiknya orangtua melakukan analisis data kecil-kecilan terkait dengan peluang. Caranya bagaimana? Berikut ini saya share apa yang saya lakukan:- Pelajari dan pahami sistem PPDB dengan seksama, terkait dengan sistem scoring, daya tampung dan persyaratan administrasi yang harus dipenuhi.
- Lihat NEM (Skor) terendah di sekolah yang dituju di hari pertama pendaftaran.
- Jangan buru-buru lakukan verifikasi data, pantau terus skor terendah di hari kedua.
- Di hari kedua, sebagian siswa sudah melalukan verifikasi berkas, coba hitung berapa siswa yang belum verifikasi dan skor-nya berada di atas skor anak kita, kalau dengan ditambah dengan data yang belum verifikasi ini, anak kita masih masuk kuota ndak.
- Dan terakhir, jika di hari ketiga, peluang semakin menipis, sebaiknya segera ubah urutan pilihan sekolah.
- Jangan lupa berdoa dan yang paling penting setelah semua ikhtiar dilakukan, serahkan semuanya kepada Sang Maha Pengatur.
Catatan untuk Diknas Sleman
Overall, penyelenggaraan PPDB tahun ini tidak menemui kendala berarti, namun dari sisi teknis (web application), ada beberapa hal yang perlu diperbaiki:- Data belum realtime.
- Masih terjadi server down, sehingga membuat orangtua panik karena tidak bisa melihat apakah si anak masuk kuota atau tidak.
- Kurangnya koordinasi antara sekolah dengan diknas, sehingga beberapa sekolah, alamat rumah siswa belum sesuai dengan yang seharusnya (perlu perbaikan manual ke diknas).
- Terkait dengan system down, sepertinya masih ada masalah dengan algoritma di sistem, sehingga data yang muncul jadi kacau.
- Di masing-masing sekolah, sebaiknya Diknas Sleman menyediakan semacam layanan konseling terkait dengan analisis data, sehingga orangtua tidak bingung ketika ada pertanyaan.
Akhir kata, semoga tulisan kecil ini bermanfaat utamanya buat orangtua/wali yang putra-putrinya akan menghadapi UN di tahun yang akan datang.
Jika perlu data yang lebih rinci (tiap sekolah), bisa hubungi saya di Twitter: @kholidfu
Referensi
- https://ppdb.slemankab.go.id
Comments
Post a Comment