Mudahnya Memfitnah di Twitter

Tetiba jagad Twitter diramaikan dengan berita tentang seseorang yang selama ini dipersepsikan publik sebagai "good guy" ternyata mem-follow akun esex-esex, sontak semua orang mencibir dan menyinyiri sang korban, terlebih kalau korban ternyata selama ini sikap atau pendapatnya sering berseberangan, wah bisa tambah berat lagi hukuman digital dari para netijen. Si korban yang merasa tidak berbuat apa-apa, juga tak kalah kaget dan tentu malu. Mau dibantah pun juga percuma, screenshot sudah menyebar kemana-mana.

Kenapa ini bisa terjadi?

Digital Engineering

Pernah denger istilah social engineering? Mirip-mirip, namun saya lebih cenderung menggunakan istilah digital engineering karena proses rekayasa yang dilakukan melibatkan teknologi digital. Bagaimana caranya? Mudah, bahkan sangat mudah tidak butuh keahlian teknis semacam hacking di sini, butuh sedikit social engineering aja di sini. Berikut ini ilustrasinya:

1. Pertama, buat akun Twitter, gunakan email palsu
2. Yakinkan supaya target mau mem-follow akun kita (social engineering).
3. Setelah target mem-follow, tinggal kita ganti profil akun tersebut menjadi misalnya akun bo**p atau apapun lah.
4. Selanjutnya buat screenshot, tunjukkan ke publik dan sebarkan!

Loh kok mudah banget? Iya mudah banget, karena kasusnya ini "cuma" mem-follow, kalau kasusnya "like" udah beda lagi, lebih rumit dan mungkin butuh proses hacking di sana.

Terus gimana sikap kita sebaiknya?

Lebih berhati-hatilah di internet, jangan mentang-mentang punya modal screenshot sama paket data, terus kita dengan mudah & berani menyebarkan informasi yang belum tentu benar itu, bisa jadi mereka hanyalah korban. Meski ini dunia maya, alias tidak nyata, tapi fitnah tetaplah fitnah, besar atau kecil itu pasti ada dampaknya buat si korban. Kalau sekiranya tidak ada kepentingan langsung, akan lebih bijak kalau kita bersikap diam.

Jangan lugu di internet!